f MENULIS SEJARAH DESA SENDIRI ~ UPK PNPM Kec. Sumbang

Minggu, 24 Mei 2015



MENULIS SEJARAH DESA SENDIRI
MENCOBA MENULIS SEJARAH DESA SUMBANG

         Menulis sejarah desa sendiri……….. ?  untuk apa menulis sejarah desa sendiri, hanya buang-buang waktu, melakukan hal yang tidak penting, sejarah desa bukan hal yang penting, sulit dan desa tidak ada biaya untuk menulis buku………. Itu pengertian umum hampir disetiap desa diSumbang, sehingga menulis sejarah desa sendiri merupakan suatu kemewahan, tetapi sebenarnya pengertian diatas adalah pengertian  klasik dan bisa dipertanyakan kebenarnya, buktinya sudah ada beberapa desa yang sudah mampu dengan baik menulis sejarah desanya sendiri.
       Buang jauh-jauh pengertian bahwa menulis sejarah harus oleh ahli sejarah, pakar sejarah, minimal tokoh yang berpengaruh didesa itu, sebetulnya menulis sejarah desanya sendiri hanya perlu niat yang tulus,sedikit mampu berfikir kreatip, dan punya waktu untuk mencari bahan tulisan pada kesepuhan desa, tomas atau orang yang tahu sedikit cerita-cerita lama berupa situs atau artefak sejarah lain yang ada didesa itu. Bahan –bahan ini yang biasanya sangat terbatas, harus dielaborasi dengan sejarah tulis yang sudah baku dikabupaten Banyumas, yaitu  berupa babad atau referensi lain lewat internet.
       Hal berikut yang juga penting dalam menulis sejarah desa adalah target utama bukan mencari kebenaran sejarah secara mutlak, tetapi mencari pijakan sejarah pada tokoh atau pelaku sejarah yang mampu meng inspirasi generasi muda pada saat ini dan pada masa depan, agar generasi berikut mempunyai tokoh idola lokal yang mampu menjadi kebanggaan desa bersangkutan. Pola ini memang akan dekat sekali dengan pengkultusan, pada individu tertentu, tetapi asal penulis tidak mempunyai motiv negatip, maka mencari tokoh idola adalah sah-sah saja, asal ditulis dengan cara yang wajar dan lumrah.
       Untuk membuka inspirasi dalam menulis sejarah desa, penulis bisa kerjasama dengan para penggiat budaya Jawa ( paguyuban budaya ), yang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara metafisik  ( supranatural ) dengan para tokoh sejarah yang telah meninggal ( arwah ).
Memang informasi dari hasil komunikasi dengan cara supranatural ini, tidak bisa digunakan sepenuhnya sebagai data sejarah, tetapi biasanya berguna untuk menyambung informasi yang didapat secara lesan dari para kesepuhan yang hanya mampu memberi data yang hanya sepotong-sepotong dan juga data yang terkadang justru saling berlawanan dari arus besar yang sedang berusaha dirangkai, intinya penulis bisa menggunakan informasi apa saja, yang mampu membantu merangkai pola sejarah yang akan dibangun.
        Sejarah desa yang terbaik adalah yang ditulis oleh warga masyarakat desa sendiri, yang secara umum mampu mengekspresikan warga desa itu sendiri, asal sudah menjadi kesepakatan bersama, maka kebenaran sejarah bisa menjadi nomor sekian, yang penting sejarah bisa untuk titik pijak bagaimana desa mau membangun yang didasarkan kearifan lokal dan potensi desa yang riil ada.Desa membentuk panitia penelusuran sejarah desa, yang terdiri dari tomas yang mempunyai kepedulian terhadap desa dan punya waktu yang cukup, tidak harus orang yang ahli atau berpendidikan tinggi,  tetapi harus mampu berfikir kreatip dan tidak menghargai dirinya setiap langkah dengan uang. Tim penelusuran sejarah desa mengundang kesepuhan, tokoh masyarakat yang dianggap tahu sejarah masing-masing grumbul, misal setiap kadus mengirimkan 4 – 5 orang tokoh masyarakat, yang dikumpulkan dibalai desa, dan panitia meminta satu persatu bercerita yang tahu tentang informasi sejarah desa atau grumbulnya, mereka bebas mengungkapkan semua informasi yang mereka dapatkan baik dari cerita dari orang tua jaman dahulu atau dari cerita lesan turun menurun yang didapat dari lingkungannya.
            Dari cerita para kesepuhan itu, tugas panitia adalah memilah cerita yang ada benang merah dan dapat disimpulkan pada satu atau dua arus utama, yang akan digunakan sebagai kerangka cerita sejarah yang akan disepakati bersama, dan panitia harus mampu mengelaborasi dengan babad baku Banyumas yang sudah dikenal oleh umum, dan juga informasi dari penggiat budaya jawa yang mampu berkomunikasi secara supranatural.
Bila panitia sudah mempunyai kerangka cerita sejarah desa secara umum, dan mempunyai 2 – 3 versi yang berbeda, maka panitia mempresentasikan kembali didepan tokoh masyarakat dan narasumber yang pernah diundang dibalai desa, maka panitia akan mampu menyimpulkan sejarah desa versi mana yang secara umum akan digunakan sebagai kerangka dasar penulisan sejarah desa sendiri. Pada tahap ini ada hal yang krusial yaitu panitia harus mempunyai prinsip jangan memaksakan versi tertentu, tapi harus para tokoh ini yang mempunyai hak penuh untuk menentukan versi mana yang akan dibakukan, ini penting agar supaya sejarah desa bukan hanya milik panitia, tapi akan menjadi milik bersama seluruh masyarakat desa itu.
             Secara umum dapat disimpulkan, menulis sejarah desa bukan hal yang sulit, hanya butuh waktu dan kepedulian yang nyata dari semua masyarakat yang ada didesa itu, tanpa kepedulian yang tinggi sejarah desa tidak mungkin mampu dibuat, tanpa kebersamaan sejarah desa tidak mungkin mampu dicetak, sejelek atau sesederhana apapun, itu lebih baik dari pada desa tidak mempunyai samasekali catatan tertulis sejarah desanya sendiri, adapun kebenaran  sejarah yang mutlak hanya milik Gusti Alloh yang maha mengetahui……. Amin.



Sumbang, 14 Februari 2015
BKAD SUMBANG



0 komentar:

Posting Komentar

Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | NewBloggerThemes.com | Modified by Rangga Setiawan