GEREBEG
KYAI PANUMBANG
NGURI-URI
TRADISI DAN MEMULIAKAN PARA LELUHUR DESA SUMBANG
(2). Apa yang mampu menjadi produk unggul dari
desa Sumbang yang mampu dijadikan icon desa maupun kecamatan
pada masa depan.
(3). Apa yang mampu dilakukan oleh
desa dan kecamatan yang mampu membuat nama kecamatan Sumbang, diperhitungkan
oleh kecamatan lain, menjadi acara kebanggaan semua masyarakat kecamatan ,
menjadi even terbesar seni,budaya, promosi produk unggul, olahraga yang
terbesar dikecamatan Sumbang,
Empat pertanyaan mudah, tetapi
ternyata yang sulit adalah untuk mampu menjawab dengan tepat dan benar, tapi
bila desa Sumbang mampu menjawab empat pertanyaan ini, maka akan mampu menjawab
problem klasik hampir semua desa dikecamatan Sumbang, karena hampir semua desa
kehilangan jatidiri desa, semua desa bergerak dengan arah yang sama, arah
pembangunan yang tidak berdasar pada potensi dan kearifan lokal masing-masing
desa, pembangunan fisik menjadi mantra utama yang seragam disemua desa. Tetapi apa hasil
pembangunan yang hanya mengutamakan fisik, desa kehilangan jati diri,
pemerintah desa makin jauh dari masyarakatnya, desa terus menerus membangun
tapi desa malah jadi tambah miskin, tidak berprestasi, untuk menentukan produk
unggul saja semua desa kesulitan menemukannya, masyarakat makin apatis, karena
merasa diabaikan oleh pemerintah desanya sendiri.
Ilustrasi, sebagai daerah tujuan
wisata budaya, kota Solo dan Yogyakarta, mempunyai keraton sebagai pusat seni dan budaya Jawa, yang
menggambarkan kebesaran budaya Jawa pada masa lalu, walau secara politik
keraton sudah tidak menjadi pusat pemerintahan, tetapi masih tetap sebagai
pusat penjaga budaya Adiluhung yaitu budaya Jawa, salah satu even budaya yang
dilakukan secara rutin adalah “ Gerebeg
keraton Surakarta dan Yogyakarta”, apa sebenarnya tujuan utama dari acara
gerebeg itu, adalah acara budaya rutin dengan beberapa rangkaian acara budaya
lain, sebagai agenda besar acara budaya, yang didesain secara benar untuk menarik kunjungan wisatawan manca
negara atau wisatawan dalam negeri. Kita yang hidup dan menjadi bagian dari
wilayah Sumbang, baik sebagai desa atau kecamatan, memang tidak punya keraton,
bukan menjadi pusat budaya Banyumas, tetapi sebagai wilayah yang merdeka dan otonom
kita juga mempunyai hak untuk mampu membuat even budaya, yang mampu mengundang
para wisatawan, ya minimal dari desa atau kecamatan sendiri, jadi acara gerebeg
tidak ada urusan dengan mashab agama tertentu, kepercayaan tertentu, acara ini
didesain semata-mata untuk mengangkat nama desa dan kecamatan Sumbang, agar
mempunyai acara budaya yang patut dibanggakan, semoga.
Acara gerebeg kyai Panumbang, hanya
merupakan pemicu secara budaya,untuk mengingatkan pada masyarakat bahwa semua
masyarakat Sumbang berasal dari satu yaitu anak turun dari kyai Panumbang, kyai
Ageng dan eyang Tirtakrama, ini akan mampu menyatukan seluruh masyarakat, yang
kadang tercerai berai karena masalah politik, pilkades,keyaqinan agama mashab
tertentu. Dengan mengangkat icon lokal, maka masyarakat Sumbang akan lebih
percaya diri, bangga pada desanya, dan merasa bahwa masyarakat desa Sumbang
adalah masih kerabat atau saudara minimal sama-sama anak cucu kyai Panumbang.
Acara ini juga mampu menjadi promosi
dan pasar semua produk yang berasal dari masyarakat Sumbang, menjadi ajang
rutin bagi kelompok kesenian yang ada untuk unjuk diri tampil dimuka publik,
menjadi even olah raga yang terbesar yang mampu digalang oleh desa, bila perlu
justru satu kecamatan pada kesempatan yang akan datang, mengedukasi masyarakat
Sumbang bahwa desa Sumbang mempunyai leluhur yang patut dihormati, bila lokasi
makam itu mampu direnovasi seperti makam syech
Makdum Wali diKaranglewas, atau syech
Abdulrachman diKalibening Banyumas, itulah sebenarnya tahapan kedepan yang
harus disiapkan oleh desa Sumbang, nguri-uri makam leluhur ternyata mampu
membawa berkah secara ekonomi bagi masyarakat sekitar makam, masyarakat harus
mengawali peduli pada situs sejarah desanya sendiri, agar orang lain ( para
peziarah ) mau datang kedesa Sumbang, seperti ribuan peziarah yang datang ke
makam kanjeng Sunan Kalijaga diKadilangu Demak, atau makam-makam wali sanga
yang lain, bila sudah datang ribuan orang kemakam kyai Panumbang, pasti akan
membawa berkah bagi masyarakat sekitarnya. Untuk mampu mencapai semua itu,
harus dimulai dari hal yang kecil dan sederhana, salah satunya adalah mendesain
even gerebeg kyai Panumbang ini.
Adapun acara yang akan dikembangkan
untuk penanda kebangkitan desa Sumbang adalah sebagai berikut :
1. Diawali dengan acara bersih desa secara serempak yang dilakukan
seluruh dusun didesa Sumbang ( bersih makam,sumber air, tempat tinggal, jalan2
dan sungai-sungai dan pekarangan ) dilakukan dalam satu hari sebelum acara
nyekar ke makam kyai Panumbang dan kyai Syarif diPenariban.
2. Gerebeg kyai Panumbang, adalah acara ritual
budaya untuk nyekar ke makam para leluhur desa Sumbang, dengan membaca kalimat
Yasin dan tahlil, yang didahului dengan kirab budaya dari halaman balai desa (
lapangan ) ke makam kyai Panumbang, dengan menggunakan pakaian tradisional (
adat jawa Banyumasan ) yang melibatkan semua pejabat dan stake holder desa
Sumbang, Lurah dan perangkat desa Sumbang,BPD dan semua organisasi di
lingkungan desa Sumbang ( RW,RT dll ). Diteruskan dengan makan bersama dijalan
sepanjang jalan depan kecamatan Sumbang sampai makam kyai Panumbang dengan
menyantap nasi takir dan satu tumpeng slamet, yang dikepung oleh semua
masyarakat dan peserta kirab budaya dengan makan bersama dijalanan.
3. Gebyar pentas seni dan budaya, semua jenis seni dan budaya didesa
Sumbang, ikut kirab budaya,dan pentas secara terbuka dilapangan desa Sumbang,
untuk semua jenis kesenian tradisional yang masih eksis didesa Sumbang diberi
ruang untuk tampil secara mandiri dan dibantu oleh panitia biaya tranportnya. Membuat panggung terbuka
dibeberapa tempat sepanjang jalan depan kecamatan Sumbang jalan ditutup selama
3 hari,
4. Gebyar promosi produk unggul desa Sumbang, semua hasil produksi
industry rumah tangga, pertanian, perkebunan harus ditampilkan secara serentak
di lapak-lapak yang dibangun oleh panitia berupa los untuk para peserta dengan
mengganti biaya pembuatan lapak yang dibuat murah.
Semua instansi membantu
dengan membuat stand yang separohnya harus diisi oleh kelompok unggulan produk
dusun didesa Sumbang, sebagai wujud kepedulian kantor2 pada pengusaha kecil dan
menengah didesa Sumbang.
5. Gebyar olahraga akbar merupakan even olah raga terbesar
didesa Sumbang, bila jumlah penduduk desa Sumbang 5000 orang, minimal acara ini
harus diikuti oleh 3000 orang ( 60%), yaitu melakukan jalan santai keluarga,
dengan membayar per orang rp 2000,- saja, kerjasama dengan sponsor bisa mampu
memberi hadiah motor, dan hadiah hiburan yang lain, minta pada kantor2 dan
sekolahan yang ada didesa Sumbang, juga minta supaya para pelajar dan karyawan
kantor juga ikut jalan santai ini.
6. Pentas wayang ruwat bumi, dan wayang semalam seuntuk dengan
dalang dari semua desa yang ada seniman dalang, melakukan pentas bersama dengan
satu kelir besar yang menampung 3 – 4 dalang sekali pentas, dengan menggelar
cerita yang disesuaikan.( dibuat se irit mungkin, jadi tidak perlu cari dalang
yg larang2, cukup dalang dari desa/kecamatan sendiri).
Enam ( 6 ) poin diatas akan diexplor secara maksimal
untuk memeriahkan acara hari jadi desa Sumbang dan gerebeg kyai Panumbang didesain minimal 2 tahun sekali setiap tahun
ganjil.
Selanjutnya cara ini didesain 2 tahunan yang digelar secara rutin sebagai
agenda seni dan budaya resmi kecamatan Sumbang, dan merupakan even promosi
produk lokal terbesar dikecamatan Sumbang. Hari jadi desa Sumbang juga dapat
sebagai titik pangkal ( yang akan ditentukan oleh pemerintah desa dan BPD
Sumbang ), agar tidak ada kontradiksi dimasyarakat, minimal bila dibanding bila
gerebeg ini digelar pada bulan muharam, yang sering dikenal sebagai suran.
Secara umum sebenarnya, even ini
dibuat untuk memberi rasa bangga pada semua masyarakat desa Sumbang, bila
selama ini tidak pernah mempunyai produk unggul yang mampu dibanggakan, tetapi
dengan Gerebeg kyai Panumbang, desa Sumbang punya even budaya yang diambil dari
tokoh lokal desa sendiri, kyai Panumbang yang namanya diabadikan
sebagai nama desa Sumbang, nama jalan desa, semoga bisa menjadi tokoh pemersatu, semua
lapisan masyarakat, baik dari partai politik apapun, pendukung calon kades
siapapun, mashab agama apapun,profesi apapun saling bergandeng tangan, mencari
cara yang mulia, untuk mengangkat harkat desa dan kecamatan sendiri Sumbang, Insya Alloh.
Sumbang, 22
Maret 2015
BKAD
SUMBANG.
0 komentar:
Posting Komentar