f GREBEG KYAI PANUMBANG ~ UPK PNPM Kec. Sumbang

Minggu, 05 April 2015



GEREBEG    
KYAI PANUMBANG
NGURI-URI TRADISI DAN MEMULIAKAN PARA LELUHUR DESA SUMBANG

   (1).  Apa potensi desa dan kearifan lokal desa Sumbang
   (2).   Apa yang mampu menjadi produk unggul dari desa Sumbang yang   mampu dijadikan icon desa maupun kecamatan pada masa depan.   
  (3). Apa yang mampu dilakukan oleh desa dan kecamatan yang mampu membuat nama kecamatan Sumbang, diperhitungkan oleh kecamatan lain, menjadi acara kebanggaan semua masyarakat kecamatan , menjadi even terbesar seni,budaya, promosi produk unggul, olahraga yang terbesar dikecamatan Sumbang,
          (4). Apa yang membedakan desa Sumbang dengan desa-desa lain dikecamatan Sumbang.
         Empat pertanyaan mudah, tetapi ternyata yang sulit adalah untuk mampu menjawab dengan tepat dan benar, tapi bila desa Sumbang mampu menjawab empat pertanyaan ini, maka akan mampu menjawab problem klasik hampir semua desa dikecamatan Sumbang, karena hampir semua desa kehilangan jatidiri desa, semua desa bergerak dengan arah yang sama, arah pembangunan yang tidak berdasar pada potensi dan kearifan lokal masing-masing desa, pembangunan fisik menjadi mantra utama  yang seragam disemua desa. Tetapi apa hasil pembangunan yang hanya mengutamakan fisik, desa kehilangan jati diri, pemerintah desa makin jauh dari masyarakatnya, desa terus menerus membangun tapi desa malah jadi tambah miskin, tidak berprestasi, untuk menentukan produk unggul saja semua desa kesulitan menemukannya, masyarakat makin apatis, karena merasa diabaikan oleh pemerintah desanya sendiri.
         Empat pertanyaan mudah itu ternyata mampu dijawab hanya dengan satu frasa yaitu menggelar prosesi budaya “ Gerebeg kyai Panumbang”, mungkin pada saat awal akan banyak kontradiksi, karena masyarakat belum paham apa maksudnya acara gerebeg mampu menjawab problem pembangunan desa Sumbang, kyai Panumbang ternyata merupakan kearifan lokal dan potensi desa yang perlu di explor lebih jauh, karena beliau merupakan cikal bakal penghuni desa Sumbang, leluhur masyarakat Sumbang yang maqomnya juga ada didesa Sumbang, sehingga kedepan desa Sumbang sudah memiliki local hero, yang akan jadi inspirasi desa, sumbang bukan berarti fals/blero, tetapi dari asal kata NUMBANG, yang berasal dari  Panumbang, tempat yang dihuni kyai Panumbang disebut desa Numbang, yang lama kelamaan dikenal sebagai desa Sumbang,  untuk mampu membangun desa dengan dasar potensi desa dan kearifan lokal yang berbeda dengan desa lain dimanapun. Mungkin masyarakat masih bingung karena selama ini memaknai potensi hanya sebatas hasil pertanian, hasil industry rumah tangga, yang harus bentuk fisik yang nyata misal produk mino, sriping dan yang lain, tetapi potensi desa harus dimaknai lebih luas, yaitu segala sesuatu milik desa yang mampu membedakan dengan desa lain, dan berpotensi untuk dikembangkan lebih jauh yang bermanfaat untuk desa dan masyarakat lingkungan itu sendiri. Ingat desa Sumbang adalah satu-satunya desa dikecamatan Sumbang yang jadi ibukota kecamatan, ini menjadi penting karena bila desa Sumbang maju, maka kecamatan Sumbang juga akan maju, maka desa Sumbang harus mempunyai even akbar, yang mampu mewakili kecamatan Sumbang, dan acara ini mampu menjadi acara budaya terbesar dikecamatan Sumbang.
         Ilustrasi, sebagai daerah tujuan wisata budaya, kota Solo dan Yogyakarta, mempunyai keraton  sebagai pusat seni dan budaya Jawa, yang menggambarkan kebesaran budaya Jawa pada masa lalu, walau secara politik keraton sudah tidak menjadi pusat pemerintahan, tetapi masih tetap sebagai pusat penjaga budaya Adiluhung yaitu budaya Jawa, salah satu even budaya yang dilakukan secara rutin adalah “ Gerebeg keraton Surakarta dan Yogyakarta”, apa sebenarnya tujuan utama dari acara gerebeg itu, adalah acara budaya rutin dengan beberapa rangkaian acara budaya lain, sebagai agenda besar acara budaya, yang didesain secara benar  untuk menarik kunjungan wisatawan manca negara atau wisatawan dalam negeri. Kita yang hidup dan menjadi bagian dari wilayah Sumbang, baik sebagai desa atau kecamatan, memang tidak punya keraton, bukan menjadi pusat budaya Banyumas, tetapi sebagai wilayah yang merdeka dan otonom kita juga mempunyai hak untuk mampu membuat even budaya, yang mampu mengundang para wisatawan, ya minimal dari desa atau kecamatan sendiri, jadi acara gerebeg tidak ada urusan dengan mashab agama tertentu, kepercayaan tertentu, acara ini didesain semata-mata untuk mengangkat nama desa dan kecamatan Sumbang, agar mempunyai acara budaya yang patut dibanggakan, semoga.
           Acara gerebeg kyai Panumbang, hanya merupakan pemicu secara budaya,untuk mengingatkan pada masyarakat bahwa semua masyarakat Sumbang berasal dari satu yaitu anak turun dari kyai Panumbang, kyai Ageng dan eyang Tirtakrama, ini akan mampu menyatukan seluruh masyarakat, yang kadang tercerai berai karena masalah politik, pilkades,keyaqinan agama mashab tertentu. Dengan mengangkat icon lokal, maka masyarakat Sumbang akan lebih percaya diri, bangga pada desanya, dan merasa bahwa masyarakat desa Sumbang adalah masih kerabat atau saudara minimal sama-sama anak cucu kyai Panumbang.
         Acara ini juga mampu menjadi promosi dan pasar semua produk yang berasal dari masyarakat Sumbang, menjadi ajang rutin bagi kelompok kesenian yang ada untuk unjuk diri tampil dimuka publik, menjadi even olah raga yang terbesar yang mampu digalang oleh desa, bila perlu justru satu kecamatan pada kesempatan yang akan datang, mengedukasi masyarakat Sumbang bahwa desa Sumbang mempunyai leluhur yang patut dihormati, bila lokasi makam itu mampu direnovasi seperti makam syech Makdum Wali diKaranglewas, atau syech Abdulrachman diKalibening Banyumas, itulah sebenarnya tahapan kedepan yang harus disiapkan oleh desa Sumbang, nguri-uri makam leluhur ternyata mampu membawa berkah secara ekonomi bagi masyarakat sekitar makam, masyarakat harus mengawali peduli pada situs sejarah desanya sendiri, agar orang lain ( para peziarah ) mau datang kedesa Sumbang, seperti ribuan peziarah yang datang ke makam kanjeng Sunan Kalijaga diKadilangu Demak, atau makam-makam wali sanga yang lain, bila sudah datang ribuan orang kemakam kyai Panumbang, pasti akan membawa berkah bagi masyarakat sekitarnya. Untuk mampu mencapai semua itu, harus dimulai dari hal yang kecil dan sederhana, salah satunya adalah mendesain even gerebeg kyai Panumbang ini.
        Adapun acara yang akan dikembangkan untuk penanda kebangkitan desa Sumbang adalah sebagai berikut :
1.     Diawali dengan acara bersih desa secara serempak yang dilakukan seluruh dusun didesa Sumbang ( bersih makam,sumber air, tempat tinggal, jalan2 dan sungai-sungai dan pekarangan ) dilakukan dalam satu hari sebelum acara nyekar ke makam kyai Panumbang dan kyai Syarif diPenariban.

2.     Gerebeg  kyai Panumbang, adalah acara ritual budaya untuk nyekar ke makam para leluhur desa Sumbang, dengan membaca kalimat Yasin dan tahlil, yang didahului dengan kirab budaya dari halaman balai desa ( lapangan ) ke makam kyai Panumbang, dengan menggunakan pakaian tradisional ( adat jawa Banyumasan ) yang melibatkan semua pejabat dan stake holder desa Sumbang, Lurah dan perangkat desa Sumbang,BPD dan semua organisasi di lingkungan desa Sumbang ( RW,RT dll ). Diteruskan dengan makan bersama dijalan sepanjang jalan depan kecamatan Sumbang sampai makam kyai Panumbang dengan menyantap nasi takir dan satu tumpeng slamet, yang dikepung oleh semua masyarakat dan peserta kirab budaya dengan makan bersama dijalanan.

3.     Gebyar pentas seni dan budaya, semua jenis seni dan budaya didesa Sumbang, ikut kirab budaya,dan pentas secara terbuka dilapangan desa Sumbang, untuk semua jenis kesenian tradisional yang masih eksis didesa Sumbang diberi ruang untuk tampil secara mandiri dan dibantu oleh panitia biaya  tranportnya. Membuat panggung terbuka dibeberapa tempat sepanjang jalan depan kecamatan Sumbang jalan ditutup selama 3 hari,

4.     Gebyar promosi produk unggul desa Sumbang, semua hasil produksi industry rumah tangga, pertanian, perkebunan harus ditampilkan secara serentak di lapak-lapak yang dibangun oleh panitia berupa los untuk para peserta dengan mengganti biaya pembuatan lapak yang dibuat murah.
Semua instansi membantu dengan membuat stand yang separohnya harus diisi oleh kelompok unggulan produk dusun didesa Sumbang, sebagai wujud kepedulian kantor2 pada pengusaha kecil dan menengah didesa Sumbang.

5.     Gebyar olahraga akbar merupakan even olah raga terbesar didesa Sumbang, bila jumlah penduduk desa Sumbang 5000 orang, minimal acara ini harus diikuti oleh 3000 orang ( 60%), yaitu melakukan jalan santai keluarga, dengan membayar per orang rp 2000,- saja, kerjasama dengan sponsor bisa mampu memberi hadiah motor, dan hadiah hiburan yang lain, minta pada kantor2 dan sekolahan yang ada didesa Sumbang, juga minta supaya para pelajar dan karyawan kantor juga ikut jalan santai ini.

6.     Pentas wayang ruwat bumi, dan wayang semalam seuntuk dengan dalang dari semua desa yang ada seniman dalang, melakukan pentas bersama dengan satu kelir besar yang menampung 3 – 4 dalang sekali pentas, dengan menggelar cerita yang disesuaikan.( dibuat se irit mungkin, jadi tidak perlu cari dalang yg larang2, cukup dalang dari desa/kecamatan sendiri).
Enam ( 6 )  poin diatas akan diexplor secara maksimal untuk memeriahkan acara hari jadi desa Sumbang dan gerebeg kyai Panumbang   didesain minimal 2 tahun sekali setiap tahun ganjil.
           Selanjutnya cara ini didesain 2  tahunan yang digelar secara rutin sebagai agenda seni dan budaya resmi kecamatan Sumbang, dan merupakan even promosi produk lokal terbesar dikecamatan Sumbang. Hari jadi desa Sumbang juga dapat sebagai titik pangkal ( yang akan ditentukan oleh pemerintah desa dan BPD Sumbang ), agar tidak ada kontradiksi dimasyarakat, minimal bila dibanding bila gerebeg ini digelar pada bulan muharam, yang sering dikenal sebagai suran.
           Secara umum sebenarnya, even ini dibuat untuk memberi rasa bangga pada semua masyarakat desa Sumbang, bila selama ini tidak pernah mempunyai produk unggul yang mampu dibanggakan, tetapi dengan Gerebeg kyai Panumbang, desa Sumbang punya even budaya yang diambil dari tokoh lokal  desa sendiri,  kyai Panumbang yang namanya diabadikan sebagai nama desa Sumbang, nama jalan desa,  semoga bisa menjadi tokoh pemersatu, semua lapisan masyarakat, baik dari partai politik apapun, pendukung calon kades siapapun, mashab agama apapun,profesi apapun saling bergandeng tangan, mencari cara yang mulia, untuk mengangkat harkat desa dan kecamatan sendiri Sumbang,    Insya Alloh.


Sumbang, 22 Maret 2015
BKAD SUMBANG.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | NewBloggerThemes.com | Modified by Rangga Setiawan