KARANGCEGAK,
KARANGTURI, SILADO
KAMPONG
KULINER SUMBANG
kampong kuliner adalah mantra sakti tiga desa
diatas untuk mengangkat kearifan lokal dan mendorong potensi tiga desa itu yang
diintegrasikan dengan potensi jalur jalan raya sebagai etalase desa. Selama ini
ketiga desa itu membangun desanya tanpa didasarkan oleh potensi dan kearifan lokal yang riil ada didesanya,
misalnya menggunakan jalur jalan raya itu sebagai etalase desa, ini adalah
pandangan baru yang selama ini luput dari pengamatan hampir semua desa diatas,
desa telah lama memiliki potensi alam yang besar, tidak dimiliki oleh desa lain
tapi tidak pernah menjadi prioritas pembangunan didesa itu. Apa kampong kuliner itu…..
Integrasi sawah dan jalan raya, adalah upaya besar tiga desa yang
mempunyai letak geografi sama, potensi dan kearifan yang relative sama, akan
mencoba menjawab kebuntuan pembangunan yang selama ini ada, dengan pemikiran
baru yang selama ini belum pernah dicoba. Memang butuh tekad dan kemampuan
berfikir yang visioner, bila hanya mengikuti pola pembangunan yang ada selama
ini maka, visi besar itu pasti tidak mampu terwujud, untuk itu perlu mendorong
para kepala desa untuk memahami dengan baik gagasan dasarnya, maka harus ada diskusi
khusus yang lebih intens yg melibatkan ketiga kades itu.
Hal utama adalah menjelaskan secara gamblang bahwa tiga desa itu secara
geografi memiliki ciri yang khas, bila dilihat dari potensi alam dan kearifan lokal
yang ada didesa itu, terutama karena tiga desa itu dipotong oleh jalan raya
utama Purwokerto – Purbalingga, yang sangat ramai lalulintasnya. Tetapi
keunggulan ini belum mampu dilihat sebagai peluang oleh tiga desa bersangkutan,
untuk ini harus dengan tekad yang besar, ketiga kades ini harus mampu memahami
secara purna potensi itu, dan harus merubah orientasi pembangunan yang selama
ini telah dilakukan, tanpa pandangan yang visioner ini maka tidak mungkin mampu
menangkap peluang yang ada, dan potensi yang baik hanya menjadi angan-angan
saja, tidak berguna bagi pendorong kesejahteraan masyarakat desanya.
Mengintegrasikan sawah dan jalan raya,
artinya apa yang jadi komoditas yang mampu ditanam disawah tiga desa itu, harus
mampu dijual, diolah menjadi komoditas olahan, pusat kuliner dan pusat olahan
hasil pertanian ketiga desa itu, dan jalan raya desa menjadi Etalase utama tiga
desa itu.
Sebenarnya secara sederhana, desa hanya perlu mengiventarisir komoditas
tanaman yang selama ini menjadi andalan para petani ketiga desa itu, misalnya
padi, jagung dan tanaman hortikultura terutama yang dominan adalah apa saja,
selanjutnya, juga perlu dicatat bila dijual keluar wilayah itu melalui pedagang
lokal atau pedagang yang datang dari luar daerah, data ini penting karena untuk
penataan pasar komoditas pada masa mendatang, karena mungkin harus merubah pola
pemasaran komoditas yang selama ini ada, dengan membuka peluang kawasan
pemasaran baru yang langsung pada pembeli, yaitu agar pembeli dari luar kota
bisa langsung membeli dilapangan yang disediakan oleh desa.
Pelatihan pengolahan komoditas pertanian akan menjadi tahap yang sangat
penting dan krusial, karena bila mampu dilakukan dengan baik, akan menjadi
pintu masuk untuk mengatasi beberapa
masalah petani secara umum, yaitu :
-
Peningkatan
ketrampilan para petani dan keluarganya.
-
Menyiapkan
tenaga kerja trampil bidang pengolahan produk, pengemasan produk dan juga
pemasaran produk.
-
Memberi
kesempatan lapangan kerja baru yang selama ini tidak ada, dan menjaga tingkat
harga komoditas petani, yang selama ini hanya dipermainkan oleh tengkulak, bila
petani punya alternatip mampu mengolah komoditas pertaniannya sendiri, pasti petani
akan memperolah manfaat yang lebih besar dan harga yang lebih baik.
Menata kawasan etalase jalan raya,
menjadi pasar komoditas dan pusat kuliner yang terpadu, sehingga harus mampu
secara nyata, membuat trobosan, bukan masalah apa yang mau dijual, tetapi yang
terpenting adalah membuat wajah tiga desa itu nampak berbeda dari sebelumnya,
ini menjadi hal penting karena membangun kawasan harus mampu membuat daya kejut
yang berbeda, dari kenampakan sebelumnya. Pasar kuliner karena tiga desa itu belum
ada kuliner unggulan, maka yang harus ditampilkan adalah semua kuliner yang
sudah dikenal oleh masyarakat Sumbang, atau menampilkan semua kuliner khas
kecamatan Sumbang, semua harus ada dipasar kuliner tiga desa itu, mulai dari
olahan tradsional sega penggel, wedang tenggelong, olahan jamur, sayur
jantung,sayur kluwek dll. ( nanti mencari reverensi semua kuliner unggulan
semua desa diSumbang harus ada, misal semua olahan dari ketela, olahan dari
bahan nira dll ).
Secara teknis sebenarnay sangat sederhana untuk mampu merubah wajah
desa-desa itu, yaitu membuka pagar pembatas jalan ( terutama yang belum
permanen , dibuka, diratakan dibuat ketinggian sama dari bahu jalan minimal
lebar dua meter ( apa dua meter dgn bahu jalan ), sebenarnya tempat ini dibuat
untuk tempat parkir roda empat dan roda dua bagi pengunjung, dan rumah yang
halamannya kena pelebaran jalan, harus dibuat sebagai tempat penjualan
komoditas yang akan dijual atau sebagai warung kuliner, nanti dicocokan secara
terpadu dilapangan, intinya membuat wajah berbeda itu sebenarnya membuka area parkir
dipinggir jalan, tetapi diluar bahu jalan ( agar tidak mengganggu arus
lalulintas jalan raya ), ini diatur sebelah selatan dan utara jalur jalan yang
secara teknis lalulintas tidak mengganggu ( jangan dibuat lokasi parkir
dipengkolan jalan )
Ini hal baru, tetapi bila kades mampu meyakinkan beberapa lokasi
strategis dulu ( hanya beberapa lokasi dulu ), intinya harus ada kepastian
bahwa pemilik lokasi itu pasti diuntungkan, walau dengan jalan apapun ( mungkin
sewa, atau jadi pelaku penjual /warung kuliner, atau jadi produsen olahan yang
lain, intinya tidak ada orang yang akan dirugikan dengan program ini. Bila itu
niat dasarnya maka Insya Alloh akan dapat dukungan dari masyarakat dari desanya
sendiri.
Dalam pola penataan lokasi itu, langkah pertama yang diperlukan adalah
mendata posisi rumah dari ujung pertigaan desa Karangcegak, baik utara dan
selatan jalan sampai ke ujung desa Silado,
mulai dari :
-
Rumah
dengan tembok halaman depan belum permanen, didata dalam satu desa ada berapa
rumah, nama yg punya rumah, lebar halaman berapa meter, foto kondisi halaman dan rumahnya.
-
Dibuat
gambar (sketsa jalan ) dimasing-masing desa yang dengan skala, sehingga mampu
melihat secara nyata kondisi lapanganya.
-
Data
ini penting untuk mampu menggambarkan secara umum desain awal dari kampong
kuliner Sumbang, akan jadi seperti apa pada masa depan, ini akan mampu memberi
inspirasi baru pada para kades, tentang apa yang akan diperjuangkan pada masa
depan, untuk merubah desanya menjadi berbeda dari wajah sebelumnya.
Data sketsa jalan dan kondisi halaman, rumah target ini, pada saat masa
sosialisasi juga harus menjadi target utama, yang harus mampu didekati secara
persuasip, biasanya kalau desa mau merubah sesuatu dimasyrakat sudah timbul
kegaduhan yang tidak perlu, kuncinya adalah desa harus mampu menjaga
kodusifitas masyarakat dengan pendekatan secara kekeluargaan yang baik. Intinya
desa harus mampu menjelaskan dengan baik dan benar, langkah desa kedepan apa,
apa yang mesti harus disiapkan oleh masyarakat desa itu untuk menyambut rencana
besar desanya. Bila semua dilakukan dengan terbuka, pendekatan kekeluargaan,
masyarakat tahu apa tujuannya, tidak ada dusta diantara kita, Insya Allloh
masyarakat akan mendukung rencana besar desa itu, karena pada prinsipnya desa
tidak mungkin mampu membuat apapun tanpa ada dukungan dari masyarakat, bila
masyarakat akan diuntungkan pasti masyarakat akan mendukung semoga.
Apa yang harus disiapkan oleh tiga desa ini
adalah mulai dari nol, sehingga memang perlu kerja keras, pemikiran yang
visioner dan juga pendekatan pada masyarakat yang lebih bersahabat sehingga,
jangan sampai baru menjadi wacana saja sudah rIbut, sudah gaduh, ini harus
dihindari, maka peran kades menjadi sangat penting dan sangat strategis, agar
mampu mendorong rencana ini secara benar tanpa harus ada masalah yang krusial.
Awali saja dengan niat yang bersih, hanya untuk semata-mata mencari
peluang peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat desanya, dengan memanfaatkan
potensi desa dan kearifan lokalnya, semoga itu menjadi jalan terang bagi
masyarakat Karangcegak, Karangturi, Silado untuk mampu bangkit dari ketinggalan
dari desa-desa dikecamatan lain yang sudah maju, semoga Gusti Alloh selalu
memberi kekuatan lahir dan bathin pada semua orang yang masih mau peduli
memperjuangkan desanya sendiri menjadi lebih baik… Amin.
Sumbang, 12 September 2015
BKAD SUMBANG
0 komentar:
Posting Komentar