f KAMPUNG KULINER KEC. SUMBANG ~ UPK PNPM Kec. Sumbang

Selasa, 15 September 2015




KARANGCEGAK, KARANGTURI, SILADO
KAMPONG KULINER SUMBANG

         
        Tiga desa ini, Karangcegak,Karangturi,Silado adalah tiga desa diujung tenggara kecamatan Sumbang, secara alami dianugrahi oleh gusti Alloh posisi geografi yang sangat baik antara lain, daerah yang relative datar, tanah yang subur, hampir 70 -80% tanah sawah yang memanjang dari utara – selatan, dan pemukiman terletak dijalan utama ( jalan raya ) Purwokerto – Purbalingga jalur jalan yang selama hampir duapuluh empat jam tetap ramai untuk lalulintas baik roda dua atau kendaraan roda empat.
kampong kuliner adalah mantra sakti tiga desa diatas untuk mengangkat kearifan lokal dan mendorong potensi tiga desa itu yang diintegrasikan dengan potensi jalur jalan raya sebagai etalase desa. Selama ini ketiga desa itu membangun desanya tanpa didasarkan oleh potensi  dan kearifan lokal yang riil ada didesanya, misalnya menggunakan jalur jalan raya itu sebagai etalase desa, ini adalah pandangan baru yang selama ini luput dari pengamatan hampir semua desa diatas, desa telah lama memiliki potensi alam yang besar, tidak dimiliki oleh desa lain tapi tidak pernah menjadi prioritas pembangunan didesa itu.           Apa kampong kuliner itu…..
      
        Kampong kuliner akan mampu terwujud bila tiga desa mampu mengintgrasikan potensi pertanian ( sawah ) dan jalur jalan raya sebagai etalase desa, itu adalah gagasan dasarnya, adapun secara teknis detail akan didiskusikan lebih lanjut dalam koridor pengembangan kawasan tenggara kecamatan Sumbang. Ini  adalah terobosan pemikiran yang sangat visioner dan baru, sehingga butuh pemahaman terutama para kades agar punya visi yang sinkron dengan tuntutan jaman yang makin terbuka dan mampu menemukan gagasan besar untuk desanya.
       Integrasi sawah dan jalan raya, adalah upaya besar tiga desa yang mempunyai letak geografi sama, potensi dan kearifan yang relative sama, akan mencoba menjawab kebuntuan pembangunan yang selama ini ada, dengan pemikiran baru yang selama ini belum pernah dicoba. Memang butuh tekad dan kemampuan berfikir yang visioner, bila hanya mengikuti pola pembangunan yang ada selama ini maka, visi besar itu pasti tidak mampu terwujud, untuk itu perlu mendorong para kepala desa untuk memahami dengan baik gagasan dasarnya, maka harus ada diskusi khusus yang lebih intens yg melibatkan ketiga kades itu.
       Hal utama adalah menjelaskan secara gamblang bahwa tiga desa itu secara geografi memiliki ciri yang khas, bila dilihat dari potensi alam dan kearifan lokal yang ada didesa itu, terutama karena tiga desa itu dipotong oleh jalan raya utama Purwokerto – Purbalingga, yang sangat ramai lalulintasnya. Tetapi keunggulan ini belum mampu dilihat sebagai peluang oleh tiga desa bersangkutan, untuk ini harus dengan tekad yang besar, ketiga kades ini harus mampu memahami secara purna potensi itu, dan harus merubah orientasi pembangunan yang selama ini telah dilakukan, tanpa pandangan yang visioner ini maka tidak mungkin mampu menangkap peluang yang ada, dan potensi yang baik hanya menjadi angan-angan saja, tidak berguna bagi pendorong kesejahteraan masyarakat desanya.
        Mengintegrasikan sawah dan jalan raya, artinya apa yang jadi komoditas yang mampu ditanam disawah tiga desa itu, harus mampu dijual, diolah menjadi komoditas olahan, pusat kuliner dan pusat olahan hasil pertanian ketiga desa itu, dan jalan raya desa menjadi Etalase utama tiga desa itu.
       Sebenarnya secara sederhana, desa hanya perlu mengiventarisir komoditas tanaman yang selama ini menjadi andalan para petani ketiga desa itu, misalnya padi, jagung dan tanaman hortikultura terutama yang dominan adalah apa saja, selanjutnya, juga perlu dicatat bila dijual keluar wilayah itu melalui pedagang lokal atau pedagang yang datang dari luar daerah, data ini penting karena untuk penataan pasar komoditas pada masa mendatang, karena mungkin harus merubah pola pemasaran komoditas yang selama ini ada, dengan membuka peluang kawasan pemasaran baru yang langsung pada pembeli, yaitu agar pembeli dari luar kota bisa langsung membeli dilapangan yang disediakan oleh desa.
         Setelah kita mampu memetakan hasil komoditas secara umum, maka baru akan mampu melangkah pada proses selanjutnya, yaitu melakukan pelatihan pengolahan komoditas pertanian, apa saja yang mampu diolah menjadi produk olahan, semua pelatihan yang akan dilakukan harus berbasis pada komoditas pertanian yang memang menjadi unggulan komoditas pertanian dari ketiga desa itu, pola pelatihan juga harus dilakukan secara tuntas dari hulu sampai hilir, artinya pelatihan yang akan dilakukan, harus mulai dari cara pengolahan produk, pengemasan secara modern dan juga pelatihan pemasaran bagi peserta didik terutama pada para pemuda/pemudi yang sudah masuk angkatan kerja, tetapi belum memperolah pekerjaan tetap.


                   
      Pelatihan pengolahan komoditas pertanian akan menjadi tahap yang sangat penting dan krusial, karena bila mampu dilakukan dengan baik, akan menjadi pintu masuk untuk mengatasi beberapa  masalah petani secara umum, yaitu :
-          Peningkatan ketrampilan para petani dan keluarganya.
-          Menyiapkan tenaga kerja trampil bidang pengolahan produk, pengemasan produk dan juga pemasaran produk.
-          Memberi kesempatan lapangan kerja baru yang selama ini tidak ada, dan menjaga tingkat harga komoditas petani, yang selama ini hanya dipermainkan oleh tengkulak, bila petani punya alternatip mampu mengolah komoditas pertaniannya sendiri, pasti petani akan memperolah manfaat yang lebih besar dan harga yang lebih baik.
      Menata kawasan etalase jalan raya, menjadi pasar komoditas dan pusat kuliner yang terpadu, sehingga harus mampu secara nyata, membuat trobosan, bukan masalah apa yang mau dijual, tetapi yang terpenting adalah membuat wajah tiga desa itu nampak berbeda dari sebelumnya, ini menjadi hal penting karena membangun kawasan harus mampu membuat daya kejut yang berbeda, dari kenampakan sebelumnya. Pasar kuliner karena tiga desa itu belum ada kuliner unggulan, maka yang harus ditampilkan adalah semua kuliner yang sudah dikenal oleh masyarakat Sumbang, atau menampilkan semua kuliner khas kecamatan Sumbang, semua harus ada dipasar kuliner tiga desa itu, mulai dari olahan tradsional sega penggel, wedang tenggelong, olahan jamur, sayur jantung,sayur kluwek dll. ( nanti mencari reverensi semua kuliner unggulan semua desa diSumbang harus ada, misal semua olahan dari ketela, olahan dari bahan nira dll ).
      Secara teknis sebenarnay sangat sederhana untuk mampu merubah wajah desa-desa itu, yaitu membuka pagar pembatas jalan ( terutama yang belum permanen , dibuka, diratakan dibuat ketinggian sama dari bahu jalan minimal lebar dua meter ( apa dua meter dgn bahu jalan ), sebenarnya tempat ini dibuat untuk tempat parkir roda empat dan roda dua bagi pengunjung, dan rumah yang halamannya kena pelebaran jalan, harus dibuat sebagai tempat penjualan komoditas yang akan dijual atau sebagai warung kuliner, nanti dicocokan secara terpadu dilapangan, intinya membuat wajah berbeda itu sebenarnya membuka area parkir dipinggir jalan, tetapi diluar bahu jalan ( agar tidak mengganggu arus lalulintas jalan raya ), ini diatur sebelah selatan dan utara jalur jalan yang secara teknis lalulintas tidak mengganggu ( jangan dibuat lokasi parkir dipengkolan jalan )
      Ini hal baru, tetapi bila kades mampu meyakinkan beberapa lokasi strategis dulu ( hanya beberapa lokasi dulu ), intinya harus ada kepastian bahwa pemilik lokasi itu pasti diuntungkan, walau dengan jalan apapun ( mungkin sewa, atau jadi pelaku penjual /warung kuliner, atau jadi produsen olahan yang lain, intinya tidak ada orang yang akan dirugikan dengan program ini. Bila itu niat dasarnya maka Insya Alloh akan dapat dukungan dari masyarakat dari desanya sendiri.
      Dalam pola penataan lokasi itu, langkah pertama yang diperlukan adalah mendata posisi rumah dari ujung pertigaan desa Karangcegak, baik utara dan selatan jalan sampai ke ujung desa Silado,  mulai dari :
-          Rumah dengan tembok halaman depan belum permanen, didata dalam satu desa ada berapa rumah, nama yg punya rumah, lebar halaman berapa meter, foto  kondisi halaman dan rumahnya.
-          Dibuat gambar (sketsa jalan ) dimasing-masing desa yang dengan skala, sehingga mampu melihat secara nyata kondisi lapanganya.
-          Data ini penting untuk mampu menggambarkan secara umum desain awal dari kampong kuliner Sumbang, akan jadi seperti apa pada masa depan, ini akan mampu memberi inspirasi baru pada para kades, tentang apa yang akan diperjuangkan pada masa depan, untuk merubah desanya menjadi berbeda dari wajah sebelumnya.
      Data sketsa jalan dan kondisi halaman, rumah target ini, pada saat masa sosialisasi juga harus menjadi target utama, yang harus mampu didekati secara persuasip, biasanya kalau desa mau merubah sesuatu dimasyrakat sudah timbul kegaduhan yang tidak perlu, kuncinya adalah desa harus mampu menjaga kodusifitas masyarakat dengan pendekatan secara kekeluargaan yang baik. Intinya desa harus mampu menjelaskan dengan baik dan benar, langkah desa kedepan apa, apa yang mesti harus disiapkan oleh masyarakat desa itu untuk menyambut rencana besar desanya. Bila semua dilakukan dengan terbuka, pendekatan kekeluargaan, masyarakat tahu apa tujuannya, tidak ada dusta diantara kita, Insya Allloh masyarakat akan mendukung rencana besar desa itu, karena pada prinsipnya desa tidak mungkin mampu membuat apapun tanpa ada dukungan dari masyarakat, bila masyarakat akan diuntungkan pasti masyarakat akan mendukung semoga.
       Apa yang harus disiapkan oleh tiga desa ini adalah mulai dari nol, sehingga memang perlu kerja keras, pemikiran yang visioner dan juga pendekatan pada masyarakat yang lebih bersahabat sehingga, jangan sampai baru menjadi wacana saja sudah rIbut, sudah gaduh, ini harus dihindari, maka peran kades menjadi sangat penting dan sangat strategis, agar mampu mendorong rencana ini secara benar tanpa harus ada masalah yang krusial.
      Awali saja dengan niat yang bersih, hanya untuk semata-mata mencari peluang peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat desanya, dengan memanfaatkan potensi desa dan kearifan lokalnya, semoga itu menjadi jalan terang bagi masyarakat Karangcegak, Karangturi, Silado untuk mampu bangkit dari ketinggalan dari desa-desa dikecamatan lain yang sudah maju, semoga Gusti Alloh selalu memberi kekuatan lahir dan bathin pada semua orang yang masih mau peduli memperjuangkan desanya sendiri menjadi lebih baik… Amin.
Sumbang, 12 September 2015
BKAD SUMBANG

0 komentar:

Posting Komentar

Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | NewBloggerThemes.com | Modified by Rangga Setiawan