AKAL
MANUSIA
HANYA
MAMPU MENYINGKAP SEDIKIT SAJA RAHASIA ALAM
Sebagai manusia, dengan kemampuan daya
pikirnya, akal budinya, kadang terlalu sombong, seolah dengan kemampuan akalnya
mampu menjawab semua rahasia alam ini, padahal sesungguhnya akal manusia hanya
mampu menyingkap rahasia alam kurang dari 10% saja, artinya masih ada lebih
dari 90% rahasia alam tetap tersimpan, sebagai rahasia yang hanya diketahui
oleh yang maha mengetahui.
Diawali dari sebuah pemikiran sederhana, banyak desa diSumbang yang
mempunyai situs sejarah,maqom leluhur yang mampu menjadi kunci sejarah desa,
tetapi keberadaannya tidak terurus,dibiarkan teronggok ditempat yang sunyi,
tanpa ada kepedulian lingkungan yang memadai, alih-alih tempat ini dimuliakan,
sudah kotor,tidak terawat, jarang didatangi, makin sedikit orang yang tahu
keberadaan situs atau maqom itu, malah ada desa tertentu yang memiliki situs
tetapi hampir semua masyarakat yang ada disekitarnya tidak mengetahui itu situs
apa, karena orang yang mengetahui situs itu sudah meninggal puluhan tahun,
sementara belum sempat menceritakan pada anak cucunya, sehingga terputus sudah
informasi berharga tentang situs itu, tetapi hal utama ya kerena lingkungan
tidak peduli pada situs itu, apalagi ada kepercayaan agama dari mashab tertentu
yang menganggap bahwa memetri maqom tua, atau situs itu adalah laku musrik yang
akan menuju jalan menyekutukan tuhan. Lengkap sudah bagi masyarakat lingkungan
untuk tidak peduli pada situs,maqom tua yang ada, sehingga situs yang mestinya
mampu sebagai penanda sejarah desa hanya menjadi batu kali yang teronggok,
kotor, sunyi ditempat terpencil, tempat yang angker yang tidak boleh didatangi
oleh manusia, orang yang datang dilokasi itu dianggap sebagai pemuja setan,
yang menyembah watu kayu, atau predikat lain yang sebenarnya belum tentu benar.
Sebagai orang yang awam dalam dunia supranatural, awalnya hanya
mengikuti saja apa yang dilakukan teman-teman paguyuban, yang dimulai
dikomplek Astana Bingung, Banteran maqom
mbah kyai Pinayung, kita diminta berdoa didepan maqom, untuk mendoakan para
leluhur, memintakan maaf atas segala dosa dan kesalahan beliau pada saat masih
hidup didunia, setelah itu diminta untuk membaca surat iklas sebanyak yang kita mampu, itu saja yang kita
lakukan, selebihnya hanya melihat dengan matakepala sendiri, salah satu
pemimpin ritual membaca doa, dan bersiap dengan kuda-kuda ( seperti kuda-kuda
silat ), dengan melakukan gerakan seperti jurus silat yang diakhiri dengan
kuncian, yaitu gerakan telunjuk diarahkan ketanah, pada saat itu teman-teman
paguyuban yang ditunjuk sebagai pembantu mulai mencari pada lokasi yang telah
ditunjukan pemimpin ritual, dengan membuka dahan ranting atau sampah daun
kering yang ada dilokasi itu. Bila ada benda tosan aji, maka teman-teman
paguyuban katanya, ada daya yang tidak kasat mata, menarik tangan menuju lokasi
benda itu, bila ada benda tosan aji telah teraba, salah satu rekan itu dengan
melafalkan asma Alloh,dengan mengucap Allohuakbar, maka benda tosan aji ini
mampu ditarik dari tanah dan dapat dilihat dengan mata telanjang orang awam
seperti saya, maka wujud tosan aji itu berupa sebilah keris, tombak, atau benda
wesi aji yang lain yang sangat bervariasi seperti tusuk konde, mata panah,uril,mahkota
payung, cunduk mentul,mata cincin dan yang lain.
Gbr. Keris Brojol pamor
kulit semongko
Gbr. Keris Panji Semedi pamor
wos wutah
Terlepas dari presepsi orang awam yang sangat beragam, tetapi dengan ikut melihat secara langsung dan tidak hanya sekali, tetapi sudah beberapa kali, akhirnya sedikit demi sedikit ada pemahaman baru, minimal mampu memahami bahwa mengambil benda-benda pusaka yang awalnya tidak kasat mata, itu bukan hal yang tidak mungkin bagi orang yang memang mempunyai kemampuan khusus untuk itu.
wos wutah
Terlepas dari presepsi orang awam yang sangat beragam, tetapi dengan ikut melihat secara langsung dan tidak hanya sekali, tetapi sudah beberapa kali, akhirnya sedikit demi sedikit ada pemahaman baru, minimal mampu memahami bahwa mengambil benda-benda pusaka yang awalnya tidak kasat mata, itu bukan hal yang tidak mungkin bagi orang yang memang mempunyai kemampuan khusus untuk itu.
Menurut teman yang memimpin ritual diatas, banyak orang yang mempunyai
kemampuan seperti itu, dengan tingkatan kemampuan yang berbeda beda ( ada
tingkatannya ) dan setiap orang juga mempunyai cara atau tahapan yang berbeda, baik ubo rampe, atau
ritual doa yang digunakan, sampai cara memperoleh benda gaib itu juga dengan
cara yang berbeda-beda. Tetapi lepas dari variasi cara yang digunakan, secara
umum dapat disimpulkan bahwa mengambil benda gaib, yang hanya mampu dilihat
oleh orang tertentu yang punya kemampuan supranatural itu, ternyata benda gaib
itu mampu diambil untuk mewujud secara nyata, menjadi benda yang kasat mata,
dapat dilihat oleh orang awam.
Mungkin seorang yang ahli mampu menjelaskan secara ilmiah proses diatas,
yang mampu diterima secara nalar, secara rasional, tetapi bagi kita orang awam,
cukup untuk bisa melihat secara langsung dan dapat diyaqinkan bahwa itu bukan
tipuan atau rekayasa sulap.
Yang pasti proses ini, menjadi bukti sekali
lagi bahwa memang masih banyak hal yang tidak mampu dipecahkan hanya dengan
akal pikiran manusia semata, yang sangat sulit bila dipikir secara rasional,
misal bila benar keris diatas adalah ageman kyai Pinayung, bila kita mengikuti
pakem pemahaman tentang dunia keris ( tosan aji ) adalah keris dapur Brojol,
pamor ngulit semongko, tangguh Mataram sepuh, dan dibuat oleh empu keraton,
bila melihat bahan besi dan campuran logam yang membentuk pamor itu, ternyata
keris yang diambil secara gaib ini mampu untuk membantu memperkirakan masa
hidup kyai Pinayung, yaitu pada awal abad 16, atau sejaman dengan kerajaan
Mataram Panembahan Senopati, yang bila dihubungkan dengan babad Banyumas,
adalah jaman Bupati Banyumas ke 2 yaitu Kyai Ngabei Mertopuro.
Informasi ini kedepan dapat untuk membantu desa-desa mampu menemukan
kembali alur sejarah yang terputus, karena tidak mampu menghubungkan sejarah
tulis yang sudah ada, dengan bukti sejarah berupa situs-situs yang secara fisik
ada didesa itu, tetapi kita belum mampu menghubungkan antara sejarah tulis dan
situs yang ada itu, dengan dibantu teman-teman penggiat budaya yang mampu
mengambil benda-benda pusaka itu maka ada beberapa keuntungan yang bisa kita
manfaatkan dengan cara yang cerdas yaitu :
1. Benda pusaka itu dapat menjadi bukti fisik
yang mewujud secara nyata, ini untuk membantu orang yang awam ( orang yang
tidak mampu melihat secara mata bathin/supranatural, dimana dalam satu
komunitas, orang yang mampu melihat secara mata bathin tidak lebih dari 1%,
artinya yang lain orang awam jumlahnya
ada 99%, jadi intinya dari seratus orang hanya satu yang mempunyai kemapuan
supranatural, sementara yang 99 orang, ya hanya mampu melihat benda pusaka itu bila telah mewujud.
2. Benda pusaka diambil untuk bukti sejarah,
bukti kebesaran masa lalu, jadi benda pusaka itu bukan untuk diminta tuah (
kesaktian ) dari benda itu, karena sebaiknya meminta apapun mestinya harus pada
dzat yang maha tinggi yaitu Gusti Alloh saja.
3. Benda pusaka itu dapat untuk membantu
menentukan era tertentu, kapan benda pusaka ( terutama tosan aji ) karena
dengan melihat dapur, pamor,bahan baku pembuat tosan aji, ini mampu untuk mengetahui
tangguh ( perkiraan dibuat pada jaman apa ) benda itu, sehingga kita mampu memperkirakan
masa hidup pemilik benda pusaka yang mampu menjadi bukti sejarah desa.
4. Mampu menunjukan pada orang yang kadang
terlalu sombong, bahwa dengan akal dan pikiran ( rasio ) saja, ternyata hanya
mampu menyingkap sedikit saja rahasia alam, artinya masih begitu banyak masalah
yang ada didunia ini yang tidak mampu dipecahkan oleh akal manusia, salah
satunya adalah yang menyangkut benda-benda gaib, yang mampu mewujud secara
nyata seperti diatas.
5. Benda pusaka bisa digunakan oleh manusia untuk
apa saja, tetapi dalam bingkai budaya, benda pusaka peninggalan para leluhur
itu akan lebih mulia bila kita mampu merawat benda itu dengan baik, untuk
membantu meng edukasi generasi penerus
kita, untuk lebih memahami peninggalan jejak budaya nenek moyang bangsa
kita terutama budaya Jawa, pada saat ini adik-adik yang sekolah dari PAUD,
TK,SD,SMP dan SMA hanya berapa persen yang mengenal keris,tumbak padahal
benda-benda ini mampu memberikan pemahaman betapa besar nilai seni dan budaya
bangsa kita, pada masa lalu yang sudah ratusan tahun sudah mampu menciptakan
benda pusaka yang secara seni dan budaya unggul dari hasil karya bangsa-bangsa
lain. Ini bila mampu dikemas dengan baik akan mampu membantu generasi muda
lebih menghargai sejarah dan mampu menambah rasa bangga pada hasil budaya
bangsa sendiri, yang ternyata lebih unggul dari bangsa lain.
6. Bila mampu mengumpulkan tosan aji yang berasal
dari situs-situs yang tersebar didesa sendiri, nanti desa bisa mengiventarisir
semua benda pusaka ( tosan aji ) atau benda lain yang mampu menjadi penanda era
tertentu, dalam satu tempat dibuat museum desa, yang mampu untuk membimbing
masyarakat dan generasi muda untuk mau menghargai jejak budaya dan seni yang
sudah ada sejak jaman dahulu, diharapkan dengan mau menghargai warisan luhur nenek
moyang sendiri, maka akan muncul rasa nasionalime, untuk bangga menjadi bangsa
Indonesia negara kita tercinta.
Masih banyak keuntungan lain yang didapat dari merawat benda pusaka
milik nenek moyang kita, minimal kita telah mampu berkontribusi untuk dalam
bidang yang saat ini sangat dibutuhkan, yaitu mengedukasi masyarakat dan generasi muda yang makin kehilangan nasionalime dan
jatidiri sebagai orang Jawa, sangat ironi nek wong Jawa ora ngerti Jawane,
minimal dengan merawat tumbak dan keris, kita telah mampu memberi kontribusi
positip untuk mau mengedukasi masyarakat lebih peduli pada yang telah kita
miliki, yang telah hilang ditelan jaman, karena kurang kepedulian kita bersama.
Semoga dengan jalan budaya, kita mampu menemukan lagi kejayaan bangsa
ini, mari kita ingat jaman keemasan negeri ini, pada era Majapahit, era
Sriwijaya, era Mataram, ingat bahwa kekuasaan kerajaan Mataram jaman Sultan
Agung Anyokrokusumo, wilayahnya sampai ke Madagaskar di Afrika, ini sangat luar
biasa dan era itu belum mampu kembali, tanpa tekad dan cita-cita yang besar
negeri ini hanya akan jadi jajahan bangsa lain baik ekonomi, sosial atau
budaya, dengan mau menengok kejayaan masa lalu, kita akan terinspirasi untuk
berbuat yang lebih baik, minimal untuk desa kita, kecamatan kita, kabupaten
kita Banyumas yang tercinta.
Sumbang, 08 Mei 2015
BKAD SUMBANG
0 komentar:
Posting Komentar